Dalamartikel ini hanya untuk mengkaji sisi manusiawi Rasulullah SAW bahwa beliaupun pernah berkali-kali " galau ". Anda tentu sangat hafal QS Ad-Dhuha. Coba kita lihat bersama petikan ayat-ayatnya : 4.Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) - Umat muslim mulai berpuasa hari pertama Ramadan pada Selasa 13/4. Tak hanya kewajiban dalam rukun Islam, berpuasa juga bisa membuat tubuh kita sehat. Hal itu diungkapkan oleh Imam Besar Masjid Cut Meutia Ustadz Mahfud Mustofa kepada baru-baru ini. Ia mengatakan selain wajib bagi umat muslim, berpuasa dalam hadist Nabi Muhammad SAW membuktikan bisa membuat tubuh lebih sehat. "Jelas hadistnya bahwa, berpuasalah kalian bahwa puasa itu akan sehat buat hidup kalian. Ini cerita nyata. Saya punya maag lambung justru jadi sembuh karena makan dengan teratur. Membuat saya lebih sehat," katanya. "Kalau Nabi hanya menyampaikan itu. Tentang puasa kepada umatnya bahwa puasa akan menjadi sehat. Umatnya merasakan sendiri. Termasuk saya sendiri," tambah Ustadz Mahfud. Menurutnya, ada satu lagi soal sunah puasa sesuai hadist Nabi bahwa sebaiknya masyarakat berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis. Selain itu, sebaiknya mengonsumsi makanan dan minuman yang matang namun tidak dimasak. "Kalau saya malah sebelum yang namanya takjil cukup dengan 3 kurma minum air putih saat berbuka. Malah sunah nabi kalau bisa buka puasa dengan sesuatu yang matang tapi tak dimasak. Seperti kurma, pisang, namun karena sudah tradisi jadi sekarang sudah membuat kolak yang jadi menu takjil," katanya. "Intinya Nabi tak pernah makan berlebihan atau balas dendam saat berbuka puasa," tandasnya. Terkini
KesalahanRasulullah dan Langsung Ditegur Allah. 1. "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu," (Surat at Tahrim, ayat 1). Dalam tafsir Jalalayn, dijelaskan bahwa ayat ini menegur Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam sewaktu menggauli isterinya (seorang budak wanita) bernama Mariyah Qibtiyah di rumah Hafshah.
JAKARTA - Ramadan merupakan bulan yang paling istimewa di antara bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam. Selama bulan Ramadan, umat muslim wajib menjalankan ibadah Puasa Ramadan yang disertai niat tulus karena Allah dari Islam pada Senin 4/4/2022, sebagai umat beragama Islam yang meneladani Rasulullah SAW termasuk dalam hal beribadah puasa. Sudah selayaknya, umatnya meneladani cara berpuasa Nabi Muhammad Abu Abdirrahman bin Umar bin Khatthab radhiyallahu anhuma beliau berkataAku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Islam didirikan di atas lima perkara Bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah; Mendirikan Shalat; Mengeluarkan Zakat; Puasa di bulan Ramadhan; Menunaikan haji ke Ka’bah,” HR. Al-Bukhari dan Muslim. Cara Puasa Rasullulah di Bulan Ramadan1. Menyegerakan Buka PuasaRasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menyegerakan berbuka, beliau bersabda “Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” HR. Al-Bukhari dan Muslim.Apabila telah datang waktu berbuka puasa, maka hendak menyegerakan berbuka, karena di dalamnya terdapat banyak Mengakhirkan SahurZaid bin Tsabit berkata, “Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW. Kemudian kami melaksanakan shalat. Kemudian saya bertanya Berapa lamakah waktu antara keduanya antara makan sahur dengan salat?’ Rasulullah menjawab, Selama bacaan lima puluh ayat’,” HR. Shahih.Jika 50 ayat itu sekitar 5 menit, maka berhenti makan dan minum lalu selang waktu 5 menit kemudian melaksanakan shalat Makan Kurma dan Madu saat Sahur dan Berbuka“Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci,” HR. Imam Lima.Memakan 3 butir kurma dan meminum 2 sendok makan madu setelah sahur dan berbuka puasa atau sebagai takjil setelah makan utama sangat baik bagi tubuh. Kandungan kalori yang tinggi pada kurma dan madu dapat memberikan kita energi yang cukup untuk aktivitas seharian agar kuat Membaca Al-QuranImam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini Al-Quran pertama kali diturunkan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW lebih sering membaca Al-Quran pada bulan ini dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Manfaat membaca Al-Quran juga memberi kita banyak sekali pelajaran dalam kehidupan Berolahraga“Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka hendaklah pada pagi harinya ia dalam keadaan berharum-haruman serta rambut yang tersisir rapi,” HR. Bukhari.Walaupun dalam keadaan berpuasa, tetapi itu tidak membuat alasan kita menghentikan kegiatan. Kita harus tetap semangat untuk bekerja dan beribadah. Agar kondisi badan tetap terjaga, kegiatan berolahraga tetap dijalankan meskipun dengan intensitas yang agak dikurangi. Setelah berolahraga, walaupun kita berkeringat, lelah, dan haus, maka segarkan kembali dengan Memberikan Makanan Berbuka Puasa“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu,” Shohih Nasa’i dan Tirmidzi.Di bulan yang mulia ini adalah kesempatan kita untuk berbuat kebaikan. Dengan memberi makan tetangga, anak-anak yatim, dan orang-orang tidak mampu. Selain berbagi kebahagian, ini merupakan amalan-amalan untuk di Melaksanakan Salat TarawihSalah satu keistimewaan Ramadan adalah dengan adanya Salat Tarawih. Ibadah ini merupakan salah satu shalat sunnah yang hanya ada pada bulan SAW pernah merasa khawatir kalau Salat Tarawih dianggap sebagai Salat wajib karena semakin hari semakin banyak yang mengikuti Salat Tarawih di Masjid. Lalu, Rasulullah SAW melakukan Salat Tarawih sendiri di Melakukan ItikafItikaf artinya berdiam diri di Masjid dengan niat sebagai bentuk iman kita kepada Allah SWT. Ini salah satu amal yang selalu Rasulullah SAW lakukan selama bulan Az-Zuhri berkomentar, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”9. Menanti Malam Lailatul QadarMalam Lailatul Qadar merupakan satu malam yang istimewa pada bulan Ramadan. Ini merupakan malam yang penuh berkah. Malam yang nilainya sama dengan seribu bulan. Tidak semua orang bisa meraih Lailatul Qadar. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fa’fu annii.” Artinya “Ya Allah, Engkaulah pemilik ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.”Rasulullah SAW lebih fokus menjalankan ibadah pada 10 hari pertama, pertengahan bulan, dan 10 hari akhir untuk mendapatkan Lailatul SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Barangsiapa yang salat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”10. Melaksanakan TaubatPintu ampunan terbuka lebar selama bulan Ramadan oleh Allah SWT bagi seluruh hambanya yang melaksanakan taubat dengan sungguh-sungguh. Bulan Ramadan merupakan kesempatan bagi hamba Allah SWT untuk kembali Memberikan Zakat Fitrah Bagi yang MampuSehari sebelum bulan Ramadan berakhir wajib bagi umat muslim yang mampu untuk membayar Zakat Fitrah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Atas ijin Allah SWT, dengan mengeluarkan zakat ini maka kembali fitrah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Novita Sari Simamora Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
KarenaRasulullah saw. suka berbuat kebaikan. Berikut ini adalah contoh-contoh perbuatan baik yang selalu dilakukan beliau. Rasulullah saw. pernah mengatakan: "Puasalah kamu, supaya sehat". 5. Melatih Kesabaran (Pengendalian Diri) Ibadah puasa dapat juga membentuk sikap sabar. Sedangkan sabar adalah sikap utama untuk sukses.
- Menjalankan puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam yang mukallaf. Di balik kewajiban tersebut, terdapat berbagai manfaat terkait kedekatan seorang muslim terhadap Maqashidus Shaum, Izzudin bin Abdis Salam mengumpulkan banyak riwayat Nabi tentang manfaat dan hikmah ibadah puasa, dengan kesimpulkan terdapat 8 manfaat puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, mengendalikan syahwat, memperbanyak sedekah, menyempurnakan ketaatan, meningkatkan rasa syukur, dan mencegah diri dari perbuatan KetakwaanManfaat pertama puasa tercantum dalam ayat perintah mengerjakan ibadah tersebut. Dalam Surah al-Baqarah183, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."Puasa bukanlah ibadah baru yang khusus diberikan kepada umat Islam saja. Puasa sudah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Namun, untuk umat Islam, terdapat bulan khusus, bulan Ramadan, tempat seorang muslim wakib berpuasa selama 29 atau 30 hari DosaPuasa adalah tindakan pasif seseorang untuk menahan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan syahwat. Puasa ditujukan untuk memurnikan diri. Terkait hal ini, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya pada masa lalu akan diampuni" BukhariBaca juga Bacaan Niat Shalat Tarawih & Witir Ramadhan 1441 H Beserta Artinya Tata Cara Sholat Tarawih 20 Rakaat Berjamaah dan Bacaan Doa Kamilin Mengendalikan SyahwatPuasa Ramadan membuat seseorang tidak makan dan minum sejak fajar terbit hingga matahari terbenam selama 29 atau 30 hari. Dalam keadaan lapar, syahwat akan lebih mudah dikendalikan. Selain itu, puasa dapat menjadi tempat perenungan bagi seorang muslim bahwa lebih banyak orang yang tidak beruntung daripada dirinya, bahwa nafsu-nafsu duniawi tidak menghasilkan apa bin Mas'ud mengisahkan, pernah mendapatkan wejangan dari Nabi Muhammad untuk melakukan salah satu dari dua hal terlebih dahulu. Jika mampu, seorang pemuda hendaknya menikah. Jika belum mampu menikah, maka sang pemuda disarankan untuk berpuasa."Wahai pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena sungguh hal tersebut lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa menjadi pengendali baginya." Bukhari Infografik SC Manfaat Puasa Ramadhan. SedekahPuasa Ramadan adalah kesempatan bagi seorang muslim untuk beramal lebih banyak. Ini adalah bagian mencontoh perbuatan Nabi Muhammad. Diriwayatkan Ibu Abbas, Nabi adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadan, ketika beliau ditemui oleh Malaikat Jibril setiap malam. Jibril mengajak beliau membaca dan mempelajari al-Qur’an. "Ketika ditemui Jibril, Rasulullah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” Muttafaq AlaihMenyempurnakan KetaatanSemestinya dengan berpuasa Ramadan, menyucikan diri dari semua syahwat selama sebulan penuh, seorang muslim akan tiba ke bulan Syawal sebagai sosok baru, yang lebih dekat kepada Allah, dan yang lebih peduli kepada sesama dari derita yang diterima saat Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad bersabda, "Jika bulan Ramadan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” Muslim 1079Baca juga Hukum Mimpi Basah Saat Puasa Ramadhan Batal atau Tidak? Merokok Saat Puasa Ramadhan Hukumnya Batal atau Tidak? Meningkatkan Rasa SyukurPuasa Ramadan selama 29 hingga 30 hari sejatinya adalah bukti kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Di balik kewajiban mengerjakan ibadah ini, Allah memberikan keringanan-keringanan bagi mereka yang tidak sanggup menjalaninya, entah karena sakit atau dalam perjalanan musafir.Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah185, "... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya bilangan hari berpuasa Ramadan dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ” QS. Al Baqarah 185.Mencegah Diri dari Perbuatan MaksiatDiriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda puasa merupakan perisai. Ketika seorang muslim berpuasa, ia tidak boleh mengeluarkan perkataan kasar atau meninggikan suara ketika marah. Jika ada seseorang yang menghinanya, sebaiknya ia berkata, "aku sedang berpuasa" MuslimSecara tidak langsung, orang yang berpuasa akan membentengi dirinya sendiri dari perbuatan buruk yang mengurangi pahala puasa. Semakin banyak ia berpuasa, semestinya semakin berkurang pula potensi kesalahan atau kerusakan yang diperbuatnya. - Sosial Budaya Kontributor FebriansyahPenulis FebriansyahEditor Fitra Firdaus
Itulahsebabnya mengapa Imam Syafii pernah mengatakan bahwa kullu fi'lillaah bil hikmah --setiap perbuatan Allah pasti mengandung hikmah 14 Abad lalu Nabi Saw bersabda, "Shumu Tashihhu; Puasalah niscaya kamu akan sehat" (HR. al-Thabrani). Dalam hadits yang lain, Nabi Saw bersabda :" Perut adalah rumah penyakit, dan pengaturan makanan adalah
Tilmidzi “Puasa apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW sebelum datang puasa Ramadhan?” Mudariszi “Salah satu puasa yang dijalankan oleh Rasulullah SAW dan sahabat sebelum datang kewajiban puasa Ramadhan, yaitu puasa Asyura. Puasa Asyura telah dikerjakan oleh penduduk Mekkah sebelum Al Qur’an turun. Dan hal itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dan Aisyah, ia berkata “Kaum Quraisy dahulu sama puasa pada hari Asyura, yaitu di zaman Jahiliyah, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar para sahabatnya berpuasa pula.” HR Bukhari Dari Jabir bin Samurah, dia berkata “Dahulu Rasulullah SAW pernah menyuruh kami untuk berpuasa pada hari Asyura, menganjurkannya, dan senantiasa memperhatikan keadaan kami ketika menjelang tanggal sepuluh bulan Muharram.” HR Muslim Ketika hijrah ke Madinah, Rasuluillah SAW dan sahabat tetap berpuasa Asyura, sekalipun puasa Asyura itu dikerjakan pula oleh kaum Yahudi guna menghormati kemenangan Nabi Musa dan Bani Israil atas Fir’aun. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Ibnu Abbas, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW setiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi sama melakukan puasa pada hari Asyura. Ketika ditanya tentang puasanya itu, mereka sama menjawab “Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa dan kaum Bani Israil atas Fir’aun. Karena itulah kami merasa perlu untuk berpuasa pada hari ini sebagai penghormatan kami padanya.” Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW bersabda “Kami lebih berhak daripada kalian dalam hal ini.” Kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu.” HR Muslim Setelah datang kewajiban puasa Ramadhan, Rasulullah SAW membolehkan puasa Asyura bagi siapa yang mau mengerjakannya, dan itu dijelaskan sebagai berikut Dari Aisyah, dia berkata “Sesungguhnya kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura dan Ra­sulullah SAW juga berpuasa pada hari itu. Kemudian ketika beliau sudah berhijrah berimigrasi ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu. Beliau juga menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu juga. Namun ketika puasa bulan Ramadhan telah diwajibkan, beliau bersabda “Barangsiapa yang menghendakinya, tentu dia diperbolehkan berpuasa pada hari itu, dan barangsiapa yang tidak menghendakinya, dia juga diperbolehkan untuk meninggalkannya.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah mendapat pahala dengan mengerjakan puasa Asyura?” Mudariszi “Ya! Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW ber­sabda “Puasa hari Asyura itu, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun yang sebelumnya.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW mengerjakan puasa yang lain?” Mudariszi “Setelah datang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengerjakan puasa bersambung puasa wishal atau tidak berbuka. Puasa wishal Rasulullah lalu diikuti sahabat, itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Anas, dia berkata “Sesungguhnya Rasulul­lah SAW pernah mengerjakan sembahyang di bulan Ramadhan. Seben­tar kemudian saya datang lalu ikut berdiri di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula berdiri di sampingku begitu seterus­nya, sampai jumlahnya kira-kira sebanyak sepuluh orang. Ketika Rasulullah SAW merasa bahwa ada beberapa orang berada di sampingnya, beliau mengerjakan sembahyang secukupnya saja kemudian bergegas masuk ke rumah untuk melanjutkan sembahyang lagi yang tidak sebagaimana biasanya. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau “Apakah semalam Anda sengaja memberikan pelajaran kepada kami?” Beliau menjawab “Betul, itulah alasan yang mendorongku melakukan­nya.” Anas berkata “Kemudian Rasulullah SAW melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadhan. Mengetahui hal itu, maka ada beberapa orang sahabat yang ikut-ikutan berpuasa sambung. Rasu­lullah SAW kemudian bersabda “Apa maunya orang-orang itu ikut-­ikutan berpuasa sambung bersamaku! Sesungguhnya mereka itu tidak seperti aku. Demi Allah, seandainya saja bulan ini ditambah untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kemauannya itu.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW melarang sahabat puasa wishal?” Mudariszi “Ya! Rasulullah SAW melarang sahabat mengikuti beliau berpuasa wishal, sebagai berikut Dari Anas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda “Janganlah kamu wishal puasa tidak berbuka.” Para sahabat berkata “Sesung­guhnya engkau wishal puasa tidak berbuka.” Beliau bersabda “Aku tidak seperti salah seorang di antaramu. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum.” Atau dalam salah satu riwayat disebutkan “Sesungguh­nya pada setiap malam aku diberi makan dan minum oleh Allah.” HR Bukhari Dari Abu Hurairah, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Hendaklah kalian semua jangan berpuasa sambung.” Mereka berkata “Bukankah Anda sendiri juga melakukan­nya, ya Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kalian dalam hal ini tidak seperti aku. Sebab di waktu malam aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Sebaiknya kalian beramal sebatas kemampu­an kalian saja.” HR Muslim Rasulullah SAW melarang sahabat berpuasa wishal karena alasan ini Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Sesung­guhnya Rasulullah SAW bertanya kepadaku “Benarkah kamu selalu melakukan sembahyang pada malam hari dan berpuasa pada siang hari­nya?” Aku jawab “Benar.” Rasulullah SAW bersabda “Kalau terus-terusan kamu lakukan itu, maka matamu akan merasa ngantuk dan badanmu menjadi lemah. Matamu itu punya hak atas dirimu. Dirimu punya hak atas dirimu sendiri. Dan isterimu juga punya hak atas dirimu. Oleh karena itu, beribadahlah pada malam hari tetapi juga tidurlah, ber­puasalah tetapi juga berbukalah.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk berpuasa sunnat yang lain?” Mudariszi “Ya! Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Yahya, dia berkata “Abu Salamah berkata “Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Amr bin Al Ash pernah me­riwayatkan hadits kepadaku. Kata Abdullah “Dahulu, aku pernah berpuasa selama satu tahun penuh dan membaca Al Qur’an setiap malam hari. Lantas suatu saat aku diadukan kepada Rasulullah SAW. Beliau lantas mengutus seorang kurir untuk memanggilku. Tentu saja aku penuhi panggilan beliau itu. Rasulullah SAW menanyaiku “Betulkah kamu berpuasa sampai setahun penuh dan biasa membaca Al Qur’an hampir setiap malam?” Aku jawab “Betul, wahai Rasulullah. Tetapi hal itu aku maksudkan hanya demi kebaikan saja.” Rasulullah SAW bersabda “Sebenarnya sudah cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, se­sungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu.” Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya isteri punya hak atas dirimu.” Selanjutnya beliau bersabda “Maka dari itu, berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud. Sesungguhnya Daud adalah termasuk orang-orang yang pa­ling taat beribadah.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, bagaimana cara Nabi Daud berpuasa?” Beliau menjawab “Nabi Daud biasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda “Bacalah Al Qur’an pada tiap-tiap bulan.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu me­lakukan lebih dari itu.” Beliau bersabda “Bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam dua puluh hari.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.” Beliau bersabda “Kalau begitu bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam sepuluh hari.” Aku katakan kepada beliau “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.” Beliau bersabda “Kalau begitu bacalah Al Qur’an sampai khatam sekali dalam tujuh hari. Jangan kamu sangkal lagi hal itu. Sebab isterimu mempunyai hak atas dirimu. Temanmu punya hak atas dirimu. Bahkan kamu juga punya hak atas dirimu sendiri.” HR Muslim Tilmidzi “Bagaimana puasa Nabi Daud tersebut?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa dan shalat Nabi Daud sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah ialah puasanya Nabi Daud. Sembahyang yang pa­ling disukai oleh Allah ialah sembahyangnya Nabi Daud. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia pergunakan untuk tidur kembali. Nabi Daud ber­puasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” HR Muslim Nabi Daud yang juga seorang Raja, memimpin rakyatnya dengan adil dan berperang berjihad melawan orang-orang kafir yang ingin melenyapkan agama Allah. Nabi Daud ingin agar Allah SWT mengaruniakan petunjuk dan pertolongan kepadanya supaya beliau dapat memimpin dengan tubuh yang kuat dan akal pikiran yang benar. Karena itu puasa Nabi Daud merupakan puasa yang utama. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia ber­kata “Rasulullah SAW bersabda “Kalau begitu berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud.” Aku ber­tanya “Bagaimana cara puasanya Nabi Daud itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Dia berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari. Akan tetapi dia tetap tegar dalam menghadapi musuh di medan pertempur­an.” HR Muslim Dari Abdullah bin Amr, ia berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Yang demikian itu adalah seperti puasa Nabi Dawud dan itulah puasa yang utama.” HR Bukhari Tilmidzi “Jika demikian, apakah tidak ada puasa setahun?” Mudariszi “Tidak ada puasa selama setahun. Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Qa­tadah, dimana ia berkata “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW “Wahai Rasulullah, bagaimana bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun?” Beliau bersabda “Tidak ada puasa dan tidak ada berbuka sepanjang tahun atau ia tidak boleh berpuasa dan tidak boleh berbuka sepanjang tahun.” HR Tirmidzi Dari Abdullah bin Amr, dia berkata “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepadaku “Ketahuilah, sesungguhnya tidak dianggap berpuasa orang yang justru berpuasa terus menerus.” HR Muslim Tilmidzi “Bagaimana dengan puasa tiga hari setiap bulan?” Mudariszi “Rasulullah SAW menyuruh sahabat puasa tiga hari setiap bulan, sebagai berikut Dari Mu’adzah Al Adawiyah, ia bertanya kepada Aisyah “Apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa tiga hari setiap bulan?” Aisyah menjawab “Betul. Memang itu yang biasa beliau lakukan.” Ia bertanya lagi kepada Aisyah “Pada hari-hari apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa pada bulan-bulan tersebut?” Aisyah menjawab “Beliau tidak terlalu mempersoalkan itu dalam menjalankan puasanya.” HR Muslim Rasulullah SAW tidak menetapkan hari-hari khusus ketika berpuasa tiga hari setiap bulan tersebut, beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Alqamah, saya berkata kepada Aisyah “Apakah Rasulullah SAW mengkhususkan hari-hari dengan sesuatu?” Ia men­jawab “Tidak, amal beliau itu kekal, siapakah di antara kalian yang kuat terhadap sesuatu yang mana Rasulullah SAW itu kuat?” HR Bukhari Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.” HR Tirmidzi Dari Abdullah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW selalu berpuasa tiga hari pada awal setiap bulan, dan jarang sekali Rasulullah berbuka pada hari Jum’at.” HR Tirmidzi Tapi Rasulullah SAW menyeru sahabat agar berpuasa tiga hari setiap bulan di pertengahan bulan yaitu pada tanggal tiga belas 13, empat belas 14 dan lima belas 15. Itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Abu Hurairah, ia berkata “Kekasihku memberi wasiat yakni pesan kepadaku untuk mengerjakan puasa tiga hari dari setiap bulan yakni tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, mengerja­kan shalat Dhuha sebanyak dua raka’at, dan mengerjakan shalat Witir sebelum aku tidur.” HR Bukhari Dari Al-A’masy, dimana ia berkata “Saya mendengar Yahya bin Bassam menceritakan tentang Musa bin Thalhah dimana ia berkata “Saya mendengar Abu Dzarr berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Wahai Abu Dzarr, apabila kamu berpuasa tiga hari dari sesuatu bulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14 dan 15.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah mendapat pahala jika berpuasa tiga hari setiap bulan?” Mudariszi “Ya! Allah SWT melarang sahabat berpuasa wishal dan menyuruh untuk berbuka puasa. Dengan berpuasa tiga hari setiap bulan, maka sahabat berarti puasa sepanjang tahun karena satu perbuatan baik dibalas-Nya dengan sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW menjelaskan itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata “Rasulullah SAW bersabda kepadaku “Dan sesungguhnya cukuplah kiranya jika engkau puasa tiap-tiap bulan tiga hari. Maka untuk setiap kebaikanmu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sesungguhnya yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa.” HR Bukhari Dari Abu Dzarr, dimana ia berkata “Rasulullah SAW ber­sabda “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka yang demikian itu adalah puasa sepanjang tahun, dimana Allah Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi membenarkan yang demikian itu di dalam kitab–Nya “Barangsiapa yang datang dengan mengerjakan ke­baikan, maka ia mendapatkan sepuluh kalinya.” surat Al An’aam ayat 160. Satu hari dibalas dengan sepuluh hari.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW membolehkan sahabat berpuasa pada hari-hari khusus?” Mudariszi “Rasulullah SAW melarang sahabat berpuasa pada hari-hari khusus, sebagai berikut Dari Abdullah bin Busr dari saudara perempuannya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu sekalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kamu.” HR Tirmidzi Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, dia berkata “Aku pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah ketika dia tengah melakukan thawaf di sekitar Baitullah Ka’bah “Apakah Rasulullah SAW pernah melarang orang berpuasa pada hari Jum’at saja?” Jabir menjawab “Ya, demi Tuhan Ka’bah ini.” HR Muslim Rasulullah SAW mengizinkan berpuasa di hari Jum’at dengan ketentuan sebagai berikut Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasu­lullah SAW telah bersabda “Janganlah kamu mengistimewakan malam Jum’at untuk bersembahyang daripada malam-malam yang lainnya, dan janganlah kamu mengistimewakan hari Jum’at untuk berpuasa daripada hari-hari yang lainnya, kecuali bagi seseorang di antara kamu yang memang harus berpuasa pada hari itu.” HR Muslim Dari Abu Hurairah, ia berkata “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu berpuasa pada hari Jum’at melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.” HR Bukhari Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW mengerjakan dan menyuruh puasa hari Senin dan Kamis?” Mudariszi “Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan puasa khusus pada hari Senin dan Kamis. Tidak ada sunnah Rasulullah yang menjelaskan Rasulullah SAW berpuasa khusus pada hari Senin dan Kamis setiap minggu. Dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Tersebutlah di dalam riwayat Syu’bah, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa hari Senin dan Kamis. Namun kalimat “dan Kamis” sengaja tidak aku singgung-singgung lantaran aku curiga dengan keabsahannya. Pada jalur yang lain, Syu’bah meriwayatkan sebuah hadits yang sama dengan haditsnya Syu’bah tersebut. Hanya saja yang dia sebut cuma kalimat “hari Senin”, dan tidak menyebut kalimat “hari Kamis.” HR Muslim Adapun Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin itu untuk dirinya sendiri yaitu seperti beliau puasa wishal karena alasan berikut ini Dari Abu Qatadah Al Anshari, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang berpuasa pada hari Senin. Rasu­lullah SAW menjawab “Itu adalah hari kelahiranku, dan pada hari itu pula Al Qur’an diturunkan kepadaku.” HR Muslim Dan Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin, demikian pula beliau tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Jika Rasulullah SAW puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti beliau puasa pada hari-hari khusus, padahal beliau melarang puasa pada hari-hari khusus seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, jika Rasulullah SAW menyuruh puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti berpuasa delapan hari setiap bulan, dan itu berbeda jumlah hari dengan puasa tiga hari setiap bulan yang beliau tetapkan. Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa beliau yang jatuh pada hari Senin dan Kamis itu, sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” HR Tirmidzi Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Amal-amal perbuatan itu diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka saya ingin agar amal per­buatanku itu diangkat sewaktu saya sedang berpuasa.” HR Tirmidzi Puasa Rasulullah pada hari Senin dan Kamis dalam sunnah Rasuluillah di atas tersebut bukan tidak mungkin puasa tiga hari beliau, karena beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.” HR Tirmidzi Karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Rasulullah SAW tidak pernah pula menjelaskan balasan pahala dari puasa hari Senin dan Kamis seperti balasan pahala dari puasa-puasa sunnat lain yang beliau tetapkan.” Tilmidzi “Bagaimanakah Rasulullah SAW mengerjakan puasanya?” Mudariszi “Hal itu dijelaskan sunnah Rasulullah berikut ini Dari Aisyah, ia berkata “Pernah Rasulullah SAW lalu berpuasa, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berbuka. Dan juga pernah aku lihat beliau selalu tidak berpuasa atau berbuka, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Tetapi aku belum pernah melihat sama sekali Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Yang paling sering aku melihat beliau banyak berpuasa ialah kalau bulan Sya’ban.” HR Muslim Dari Aisyah, ia berkata “Dalam kurun waktu satu tahun, maka bulan Sya’ban lah yang seringkali diisi oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa. Selanjutnya beliau bersabda “Kerjakanlah amalan-­amalan yang kamu mampui, sebab Allah tidak akan merasa bosan sampai kamu sendiri yang bosan. Dan amalan yang paling baik dan disukai oleh Allah ialah amalan yang selalu dikerjakan oleh seseorang, sekalipun hanya sedikit maupun kecil.” HR Muslim Tilmidzi “Apakah Rasulullah SAW puasa pada hari Arafah?” Mudariszi “Pada waktu Rasulullah SAW mengerjakan Haji, maka beliau tidak berpuasa Arafah, dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Dari Ummul Fadhl bin Harits, bahwasanya ada beberapa orang saling berbantahan di dekat Ummul Fadhl mengenai hari Arafah, apakah Rasulullah SAW berpuasa pada hari itu. Maka ada sebagian yang mengatakan “Beliau berpuasa”, dan ada sebagian yang lain mengatakan “Beliau tidak berpuasa.” Oleh sebab itu Ummu Fadhal mengirimkan segelas susu. Pada saat itu beliau sedang berhenti dan berada di atas un­tanya, lalu beliau minum.” HR Bukhari Demikian pula ketika di Mina hari-hari Tasyriq, yaitu Rasulullah SAW melarang sahabat puasa, seperti dijelaskan sebagai berikut Dari Nubaisyah Al Hudzali, dia berkata “Sesung­guhnya Rasulullah SAW bersabda “Hari-hari Tasyriq itu adalah hari-­hari untuk makan dan minum.” HR Muslim Tapi bagi orang-orang yang berhaji Tamattu, maka puasa di Mina atau hari-hari Tasyriq dibolehkan, dan itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Hisyam, ia berkata “Aku diberitahu oleh Ayahku bahwa Aisyah puasa pada hari-hari Mina, dan Ayahnya juga puasa pada hari-hari itu.” HR Bukhari Dari Ibnu Umar, ia berkata “Mergerjakan puasa itu boleh bagi orang yang bertamattu dengan Umrah sampai ke Hajji sehingga pada hari Arafah. Maka jika orang itu tidak mendapatkan hadyu dan tidak puasa, maka dia boleh berpuasa pada hari-hari Mina.” HR Bukhari Puasa Arafah dibolehkan oleh Rasulullah SAW bagi umat Islam yang tidak berhaji dengan balasan pahala sebagai berikut Dari Abu Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW ber­sabda “Puasa pada hari Arafah, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Jika demikian, puasa sunnat apa sajakah yang disuruh ditetapkan oleh Rasulullah SAW?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Qatadah, seorang lelaki pernah datang menghadap Rasulullah SAW lalu mengajukan pertanyaan “Bagaimana puasa Anda?” Mendengar pertanyaan itu Rasulullah SAW sempat marah. Umar yang melihat hal itu segera berkata “Aku rela Allah sebagai Tuhan. Islam sebagai agama. Dan Muhammad sebagai utusan. Aku ber­lindung kepada Allah dari murka-Nya dan juga dari murka Rasul-Nya.” Kata-kata itu diulang-ulang terus oleh Umar hingga kemarahan di wajah Rasulullah SAW nampak mereda. Barulah kemudian Umar bertanya “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?” Rasulullah SAW menjawab “Dia tidak di­anggap berpuasa dan juga tidak dianggap berbuka.” Umar bertanya lagi “Bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka dua hari?” Rasulullah SAW balik bertanya “Apakah ada orang yang sanggup melakukan itu?” Umar kembali bertanya “Dan bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?” Rasulullah SAW menjawab “Yang demikian itulah puasanya Nabi Daud.” Umar bertanya lagi “Bagaimanakah dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?” Rasulullah SAW menjawab “Aku suka hal itu, jika aku diberi kekuatan untuk melakukannya.” Selanjutnya beliau bersabda “Berpuasalah cukup tiga hari dalam sebulan. Berpuasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya ada­lah seperti berpuasa satu tahun penuh. Berpuasa pada hari Arafah yang dilakukan semata mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan berpuasa pada hari Asyura yang dilakukan semata hanya untuk mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa setahun yang telah lewat.” HR Muslim Dari Abu Ayyub Al Anshari, sesungguhnya Ra­sulullah SAW bersabda “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka seakan-akan dia berpuasa selama setahun.” HR Muslim Dari Ali, dimana ia berkata “Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW sedangkan waktu itu saya duduk di sisi beliau “Wahai Rasulullah, bulan apakah yang engkau perintahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan perin­tahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan Ramadhan?” Beliau menjawab “Jika kamu ingin berpuasa sesudah bulan Ramadhan, maka puasalah pada bulan Muharram karena bulan itu adalah bulan Allah; pada bulan itu terdapat suatu hari dimana Allah menerima taubat se­suatu kaum, dan di hari itu pula Allah menerima taubat kaum yang lain.” HR Tirmidzi Tilmidzi “Bagaimana dengan isteri yang ingin berpuasa sunnat?” Mudariszi “Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Hurai­rah dari Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda “Seorang istri itu tidak boleh berpuasa satu hari pun selama suaminya berada di sampingnya, kecuali dengan izin suaminya itu selain puasa bulan Ramadhan.” HR Tirmidzi Wallahu a’lam.
Unpad.ac.id, 8/08/2013] Rasul Muhammad SAW pernah bersabda, "Berpuasalah Kamu, Niscaya Kamu Akan Sehat". Perkataan rasulullah yang disampaikan 14 abad yang lalu itu ternyata terbukti dalam kajian ilmiah kesehatan modern saat ini. Puasa dapat memperbaiki metabolisme tubuh, puasa juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia. Jakarta - Perintah puasa Ramadhan disyariatkan pada tahun kedua Hijriah untuk pertama kalinya. Tepatnya pada hari Senin tanggal 10 Sya'ban pada satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan umat Islam berhijrah dari Kota Mekah ke kota Madinah."Puasa Ramadhan pertama disyariatkan pada hari Senin, bulan Sya'ban, tahun ke-2 Hijriah," bunyi tulisan Syekh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi dalam buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid pertama puasa Ramadhan mulai disyariatkan pertama kalinya juga bertepatan setelah umat Islam diperintahkan memindahkan kiblatnya dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram. Sebagaimana diungkap dalam buku Tuntunan Puasa menurut Al Quran dan Sunah yang ditulis oleh Alik al 10 Sya'ban pada tahun ke-2 Hijriah itulah, Rasulullah SAW mulai menunaikan ibadah puasa Ramadhan sepanjang hidupnya. Dari awal perintah puasa Ramadhan turun hingga beliau wafat, setidaknya Rasulullah SAW telah melaksanakan sembilan kali puasa dalam sembilan puasa Ramadhan ini pun termaktub dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 183. Berdasarkan ayat ini, dapat dipahami bahwa ibadah puasa sudah ada sejak masa sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَBacaan latin Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụnArtinya "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"Setelah turun ayat di atas, puasa Ramadhan menjadi kewajiban bagi tiap muslim yang memenuhi syarat dan rukun yang telah diatur syariat. Tepatnya, bagi para mukalaf yang sehat, berakal, baligh dan mampu melaksanakan puasa selama satu bulan bila seorang muslim yang memenuhi syarat sah puasa namun enggan berpuasa, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai ancaman yang akan dikenakan bagi mereka. Rasulullah mengatakan, muslim tersebut bahkan tidak dapat menggantinya meski berpuasa selama perkara puasa Ramadhan merupakan amalan yang wajib dikerjakan oleh tiap muslim. Berikut bunyi haditsnya,"Barangsiapa yang tidak berpuasa sehari di bulan Ramadhan, tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh Allah, maka dia tidak bisa menggantinya meski dengan puasa setahun," HR Abu Dawud.Awal puasa Ramadhan 2022Bila puasa Ramadhan disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriah untuk pertama kalinya, lantas kapan pelaksanaan puasa Ramadhan pada tahun 1443 H atau tahun 2022 ini?Secara pasti, pemerintah belum menetapkan kapan jatuhnya 1 Ramadhan 1443 Hijriah menurut sistem penanggalan kalender Masehi. Namun, salah satu organisasi massa ormas Islam merilis jadwal perkiraan awal Ramadhan jadwal tersebut diunggah dalam Kalender Islam Global 1443 H terbitan dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Ormas Islam tersebut melakukan konversi penanggalan Hijriah menjadi Masehi sesuai dengan Kriteria Kongres Turki pada tahun prediksi kalender tersebut, jadwal puasa Ramadhan 2022 akan dimulai pada Sabtu, 2 April 2022 mendatang. Kemudian, 30 Ramadhan 1443 H atau hari terakhir puasa akan jatuh pada Minggu, 1 Mei 2022 yang disusul dengan Hari Raya Idul Fitri pada 2-3 Mei itu, didasarkan dari perkiraan kalender tersebut, puasa Ramadhan 2022 akan berlangsung selama 51 hari lagi. Jadi, yuk mulai siapkan amalan yang telah turun perintahnya sejak tahun ke-2 Hijriah ini sebaik mungkin! Simak Video "Sholawat" [GambasVideo 20detik] rah/row
RasulullahSAW pernah menegur salah seorang sahabat bernama Abdullah ibn Amr yang melakukan ibadah secara berlebihan. Kemudian Rasulullah SAW berpesan kepadanya, "Berpuasalah dan berbukalah, sembahyanglah dan tidurlah. Karena sesungguhnya badan kamu mempunyai hak atas kamu. Dan istri kamu mempunyai hak atas kamu, juga tamu kamu mempunyai hak
Jakarta - Puasa Senin Kamis adalah salah satu puasa sunah yang biasa dikerjakan Rasulullah SAW. Puasa ini dikerjakan dengan adab dan waktu seperti puasa Ramadhan, hanya saja niat puasa Senin Kamis puasa Senin yaituنَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala. Saya niat puasa hari Senin, sunah karena Allah ta'alaArtinya Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah TaalaSementara itu, niat puasa Kamis yaituنَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala. Saya niat puasa hari Kamis, sunah karena Allah ta'alaArtinya Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah TaalaAda beberapa alasan kenapa Rasullah SAW puasa Senin Kamis rutin dan jarang meninggalkannya. Apa saja?Kenapa Rasulullah SAW puasa Senin Kamis?1. Hari dihitungnya amal perbuatanHari Senin dan Kamis merupakan hari dihitungnya amal perbuatan, seperti dikutip dari seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni Afgani. Karena itu, Rasulullah ingin beribadah puasa sunah di hari Senin dan Kamis, sebagaimaan diriwayatkan dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ"Berbagai amalan dihadapkan kepada Allah pada Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sementara aku sedang berpuasa." HR. Tirmidzi2. Hari istimewa Rasulullah SAWRasulullah menganggap hari Senin dan Kamis sebagai hari istimewa. Sebab, ia lahir, diutus menjadi rasul, dan diturunkan Al Qur'an pada hari Senin, sebagaimana disampaikan dalam hadits riwayat Muslim, Abu Qatadah berkata,"Rasulullah SAW ditanya tentang puasa di hari Senin. Beliau menjawab, "Hari itu aku dilahirkan, dan hari itu aku diutus, serta Al Qur'an diturunkan padaku." HR. MuslimRasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Berdasarkan penanggalan Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 5 Mei 570 itu, Al Qur'an diturunkan Allah SWT pada manusia melalui tiga tahap. Tahap pertama yakni diturunkan Allah ke Lauh Mahfudz. Tahap kedua yakni dari Lauh Mahfudz ke ke langit dunia, lalu tahap ketiga dari langit ke Rasullah SAW. Wahyu tersebut kemudian disampaikan berangsur-angsur pada ulama berbeda pendapat perihal kapan Al Qur'an diturunkan pertama kali. Namun, sebagian besar ulama sepakat Al Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan di hari Senin. Hari turunnya Al Qur'an tersebut merupakan hari pertama Rasulullah SAW mendapat wahyu dari Allah Hari dibukanya pintu-pintu surgaAllah SWT membuka pintu surga di bulan Ramadhan. Selain itu, Allah SWT juga membuka pintu-puntu surga pada hari Senin dan Kamis. Pada dua hari tersebut, dosa-dosa orang-orang mukmin diampuni. Keutamaan ini disampaikan dalam hadits Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka,semua hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seorang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan kedua orang ini sampai keduanya berdamai." kita semua bisa merutinkan puasa Senin Kamis seperti Rasullah SAW, ya, aamiin. Selamat berpuasa! Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] twu/row . 487 229 25 79 413 97 404 407

rasulullah pernah mengatakan puasalah kamu supaya